LETTO! Yah, band yang sekarang sedang banyak jadi omongan ini, sebenarnya tidak punya arti yang penting. Letto itu tidak punya makna khusus. “Ya memang tidak ada artinya,” kata Noe, vokalis juga orang yang menemukan nama itu dengan cara yang “tidak wajar” itu. Tidak wajar? Nama Letto didapatnya tanpa proses yang berbelit-belit. “Impulsif saja. Nama itu saya dapatkan ketika saya bangun tidur. Saya usulkan nama itu dan teman-teman setuju,” beber Noe sambil tersenyum. “Kami pilih Letto karena nama itu sama sekali nggak ada arti dan filosofiinya. Sengaja begitu biar nggak diartikan neko-neko saja. Lagipula buat kami nama itu tak punya fungsi selain sekadar identitas,” ujar Noe.
Sebelum menjadi sepeti sekarang, dipuja-puji, dikerubutin penggemar, Letto hanya band yang terbentuk lantaran personelnya rajin kongko di sebuah studio musik. Para personel Letto dulunya adalah teman satu sekolah, bahkan ada yang sekelas di SMU 7 Yogyakarta.
Dec 6, 2009
Profil Letto
Biography :
Para personel Letto bertemu pertama kali di SMU 7 Yogyakarta dan mulai berkesenian di berbagai bidang. Setelah SMU mereka sempat berpisah tapi di akhir tahun 1999 mereka berkumpul lagi. Dari menjadi buruh bangunan studio hingga akhirnya mengelola dan memakai studio. Mereka pun iseng bikin lagu dan direkam. Letto adalah sebuah nama tanpa arti. Sengaja dibuat demikian agar tidak mengarah pada sifat apapun, tidak asumtif. Semua agar para personel nya selalu terpacu untuk terus berkarya, berusaha mencari makna Letto dengan semua proses kreatif yang mereka lakukan.
Subscribe to:
Comments (Atom)


